Jumat, 06 April 2012

Animalia PORIFERA

Disusun oleh : Windy Meliana (Fb : Windy Meliana, Twitter : @windymey)

Artikel 1
Filum Porifera
         Porifera berasal dari kata porus yang berarti pori, ferre yang berarti memiliki, jadi porifera artinya hewan yang memiliki pori-pori.
1)   Ciri-ciri dan sifat Porifera
©      Multiseluler,
©      terdiri dari 2 lapisan (diploblastik) yaitu lapisan luar (ektoderm) terdiri dari sel epidemis dan lapisan dalam (endoderm),
©      gastrodem terdiri dari sel koanosit yang mempunyai flagel, vakuola & nukleus,
©      di kedua lapisan ditemukan bahan gelatin (mesoglea),
©     reproduksi secara vegetatif dengan membentuk tunas sedangkan secara geneatif dengan jalan peleburan sperma dengan ovum yang berlangsung dari sel arkeosit di  daerah mesoglea.
2)  Klasifikasi porifera
          Porifera dibagi menjadi 3 kelas berdasarkan spikulanya, yaitu :
©      Calcareae : spikula dari zat kapur (CaCO3) & hidup di laut yang dangkal.
                 Contoh : Sycon gelatinosoum & Leucosolesnia sp.
©      Hexactinellidae : spikula dari zat kersik & hidup di laut yang dalam.
                Contoh : Euplectella aspergilum & Hyalonema sp.
©      Demospongiae : tidak mempunyai spikula.
                Contoh : Euspongia mollisima & Spongila carteri.






Artikel 2
Nama Porifera berasal dari bahasa latin, porus yang berarti lubang, dan ferre yang berarti membawa atau mempunyai. Porifera adalah salah satu contoh Invertebrata. Berdasarkan asal katanya, Porifera ini merupakan kelompok hewan yang mempunyai pori. Hewan porifera merupakan hewan multiselular yang paling sederhana. Tubuh porifera terdiri dari dua lapisan sel (diploblastik). Hewan porifera merupakan hewan sessile (hidup melekat pada substrat). Porifera memiliki ukuran bervariasi, yaitu berkisar dari 1 cm hingga 2 m. Sebagian besar hewan ini hidup di laut. Menurut Campbell (1998: 594), dari 9.000 spesies porifera (hewan spons), hanya 100 spesies saja yang hidup di air tawar, sisanya hidup di perairan laut. Hewan sederhana ini selama hidupnya menetap di karang atau permukaan benda keras lainnya di dasar air. Hewan ini tidak mempunyai alat gerak dan setelah dewasa melekat pada suatu dasar sehingga bersifat sessile.
1)    Ciri-Ciri Umum Porifera
Bentuk tubuh Porifera menyerupai vas bunga atau piala yang melekat pada dasar perairan. Tubuhnya terdiri dari dua lapisan sel (diploblastik). Lapisan luar (epidermis) tersusun atas sel-sel yang berbentuk pipih disebut pinakosit. Pada epidermis terdapat lubang-lubang kecil yang disebut ostium, merupakan saluran yang berhubungan dengan rongga tubuh (spongosol). Lapisan dalam (endodermis/gastrodermis) tersusun atas sel-sel
berflagel yang disebut koanosit yang bertugas untuk mencerna makanan. Diantara epidermis dan endodermis terdapat lapisan tengah berupa bahan gelatin yang disebut mesoglea atau mesenkim. Di dalam mesoglea terdapat beberapa jenis sel, yaitu sel amubosit, sel skleroblas, dan sel arkeosit. Sel amubosit atau amuboid yang berfungsi untuk mengedarkan makanan yang dicerna di dalam koanosit. Sel skleroblas berfungsi untuk membentuk duri (spikula) dan spongin. Spikula terbuat dari kalsium karbonat atau silikat, sedangkan spongin tersusun dari serabut-serabut spongin yang lunak dan berongga seperti spon. Sel arkeosit berfungsi sebagai sel reproduktif, yaitu membentuk tunas, gamet, dan regenerasi.
Porifera tidak mempunyai saluran pencernaan. Makanan Porifera berupa bahan-bahan organik dan organisme kecil yang masuk bersama air melalui pori-pori tubuhnya. Makanan ditangkap oleh flagela pada koanosit dan kemudian dicerna secara intraseluler. Zat makanan diedarkan oleh sel-sel amubosit ke sel-sel lainnya, sedangkan sisanya dikeluarkan melalui oskulum bersama sirkulasi air. Porifera berkembang biak secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual dengan pembentukan tunas (budding) yang dapat memisahkan diri dan hidup sebagai individu baru atau tetap menempel pada induknya. Perkembangbiakan secara seksual berlangsung dengan membentuk sel telur dan sperma. Sel telur yang dibuahi sperma akan menghasilkan zigot yang berkembang menjadi larva bersilia. Larva tersebut dapat
berenang dan keluar melalui oskulum. Larva kemudian menempel pada tempat yang sesuai dan tumbuh menjadi Porifera baru.
Ada tiga sistem saluran air pada Porifera, yaitu tipe ascon, sycon, dan rhagon.
a.    Tipe Askon
Tipe askon merupakan sistem saluran air yang paling sederhana. Air masuk melalui pori kemudian menuju ke spongosol dan keluar melalui oskulum. Contohnya pada Leucosolenia.
b.    Tipe Sikon
Pada tipe ini air masuk melalui pori menuju ke saluran radial yang berdinding koanosit menuju ke spongosol dan keluar melalui oskulum. Contohnya pada Scypha.
c.    Tipe Ragon atau Leukon
Tipe ragon merupakan tipe saluran air yang paling rumit.Air masuk melalui pori kemudian memasuki saluran radial yang bercabang-cabang dan saling berhubungan. Sel-sel koanosit terdapat pada rongga yang berbentuk bulat. Air kemudian keluar melalui oskulum. Contohnya pada Euspongia dan Spongila.
Gambar 8.4 Sistem saluran air pada Porifera
Sekarang Anda sudah mengetahui sistem saluran air dari Porifera, bagaimana dengan struktur tubuhnya?
Gambar 8.5 Irisan melintang tubuh Porifera
Tubuh Porifera tersusun dari banyak sel dan sel-selnya ini meskipun sangat sederhana tetapi sudah memiliki tugas sendiri-sendiri, yaitu ada yang bertindak sebagai kulit, penangkap makanan, pengedar makanan, dan penyusun rangka. Susunan tubuhnya ada dua lapisan/diplobastik, yaitu sebagai berikut.
a)      Lapisan luar, tersusun oleh sel-sel epidermis berbentuk pipih yang disebut pinakosit dan         sebagai             kulit    luar.
b)      Lapisan dalam yang tersusun oleh sel-sel leher/koanosit berbentuk seperti corong yang memiliki flagel, vakuola, dan nukleus. Di antara kedua lapisan ini terdapat mesenkim/mesoglea yang berisi bahan gelatin/jeli dan bersifat koloid yang terdapat sel-sel amoebosit bebas. Mesenkim ini berfungsi untuk mengedarkan zat-zat makanan ke sel-sel lainnya dan zat sisa metabolisme dari satu sel ke sel lainnya. Terdapat juga rangka (spikula atau sporogin), yaitu merupakan duri-duri penguat dinding yang lunak dan dapat tersusun dari zat kapur, zat kersik (silikat), atau protein. Jika Anda ingin mengamati bentuk spikula, Anda dapat mengambil sedikit bagian tubuh bunga karang, kemudian letakkan pada objek glass dengan menggunakan pinset, lalu tetesi air dan tutup dengan cover glass.


Amati di bawah mikroskop, maka akan tampak bentuk-bentuk spikula seperti pada Gambar 8.6. Jika ingin membedakan spikula dibentuk dari zat kapur atau silikat dapat ditetesi dengan HCl 10%. Perhatikan Gambar 8.6 di samping!
Gambar 8.6 Macam-macam spikula
Kelompok Porifera ini belum mempunyai sistem saraf, tetapi apabila mendapatkan rangsang yang berupa sentuhan, terutama pada daerah oskulum, maka rangsang tersebut akan diteruskan dari sel ke sel secara lambat. Tetapi untuk sistem pencernaannya masih sangat sederhana dan berlangsung secara intrasel, gerakannya seperti pada aliran air, air yang membawa makanan biasanya berupa plankton dan oksigen yang terlarut. Makanan tersebut ditangkap oleh sel leher kemudian dicerna dalam vakuola dan sari-sarinya akan diangkut oleh sel-sel amoebosit dan diedarkan ke seluruh tubuh, sedangkan sisa makanannya dikeluarkan melalui sel leher ke dalam air melalui spongosol.
2)    Perkembangbiakan Porifera. Cara Porifera berkembang biak, yaitu secara aseksual maupun seksual. Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan pembentukan kuncup dari dinding tubuhnya ke arah luar. Kuncup yang terbentuk dilepaskan dan akan tumbuh menjadi Porifera baru atau dapat pula tetap melekat membentuk suatu koloni. Pembentukan kuncup ini dapat terjadi bila kondisi kurang menguntungkan, yaitu bila keadaan kering atau keadaan dingin. Pada Porifera air tawar akan terbentuk gemmulae atau plasma benih yang merupakan kumpulan sel-sel di dalam mesenkim yang terbungkus kuat dan tebal. Jika induknya mati, maka gemmulae akan tumbuh menjadi kuncup dan menjadi Porifera baru.
Reproduksi Porifera secara seksual, yaitu dengan pembentukan arkeosit yang mengandung sperma dan ovum. Jika terjadi penyatuan sperma dan ovum yang berada di mesoglea, maka akan terbentuk zigot. Zigot ini akan berkembang menjadi larva bersilia, kemudian berenang meninggalkan induknya dan akan menempel pada suatu dasar dan hidup sebagai individu baru. Karena dalam satu tubuh menghasilkan dua sel kelamin, maka Porifera ini bersifat hemaprodit, perlu diingat pembuahan ini terjadi dari sperma yang berasal dari jenis induk Porifera yang lain, jadi tidak berasal dari induk yang sama.
3)    Jenis-Jenis Porifera. Telah kita ketahui bahwa spikula tersusun dari zat kapur dan dari silikat, apakah Anda sudah mengamati dan membuktikan seperti pada kegiatan sebelumnya? Dengan dasar zat penyusun inilah jenis Porifera ini digolongkan. Beberapa kelas           Porifera           adalah  sebagai             berikut.
a)      Kelas Calcarea, golongan Porifera ini mempunyai spikula yang terbuat dari zat kapur. Umumnya hidup di air laut yang dangkal. Misalnya, Scypha gelatinosa, Grantia, Leucosolenia.
b)      Kelas Hexactinellida
, golongan ini mempunyai spikula yang terbuat dari zat kersik/silikat. Hidupnya di laut yang dalam, misalnya Pheronema sp., Euplectella, Regadrella   sp.
c)      Kelas Demospongiae,
kelas ini mempunyai spikula yang terbuat dari zat kersik dan protein (spongin) atau hanya spongin saja. Tubuhnya lunak dan tidak mempunyai skeleton. Hidup di laut yang dangkal, mempunyai jumlah anggota yang paling banyak, misalnya Euspongia officinalis (spons mandi), Spongilla, Haliclona, Microciona, Corticium.

                                       
Gambar 8.7 Grantia                                     Gambar 8.8 Euplectella aspergilum
                                     
                                    Gambar 8.9 Demospongiae
4)          Peranan Porifera bagi Kehidupan. Hewan Porifera tidak ada yang merugikan bagi kehidupan kita, tetapi ada yang dapat berguna untuk kehidupan kita, yaitu dari golongan Demospongiae, khususnya Euspongia officinalis. Bila dikeringkan, Euspongia officinalis dapat digunakan sebagai spons untuk alat penggosok badan sewaktu mandi atau dapat digunakan sebagai pembersih kaca. Ada juga yang memanfaatkannya untuk hiasan, yaitu dari Porifera yang sudah mati.
v  Porifera (Latin: porus = pori,fer = membawa) atau spons atau hewan berpori adalah sebuah filum untuk hewan multiseluler yang paling sederhana.
Ciri-ciri morfologinya antara lain:
  • tubuhnya berpori (ostium)
  • multiseluler
  • tubuh porifera asimetri (tidak beraturan), meskipun ada yang simetri radial.
  • berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau tumbuhan
  • warnanya bervariasi
  • tidak berpindah tempat (sesil)
Ciri-ciri anatominya antara lain:
  • memiliki tiga tipe saluran air, yaitu askonoid, sikonoid, dan leukonoid
  • pencernaan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit
Porifera hidup secara heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk ke tubuhnya dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai Habitat porifera umumnya di laut.
Spons adalah hewan dari filum Porifera (/ pɒrɪfərə /; yang berarti "pembawa pori"). Tubuh mereka terdiri dari jelly- seperti mesohyl terjepit di antara dua lapisan tipis sel. Sementara semua hewan memiliki sel terspesialisasi yang dapat berubah menjadi sel-sel khusus, spons yang unik dalam memiliki beberapa sel-sel khusus yang dapat berubah menjadi jenis lain, sering bermigrasi antara lapisan sel utama dan mesohyl dalam proses. Spons tidak memiliki saraf, pencernaan atau sistem peredaran darah. Sebaliknya, sebagian besar mengandalkan mempertahankan aliran air konstan melalui mereka badan untuk mendapatkan makanan dan oksigen dan untuk menghilangkan limbah, dan bentuk tubuh mereka yang diadaptasi untuk memaksimalkan efisiensi dari aliran air. Semua sessile air hewan dan, meskipun ada spesies air tawar, yang sebagian besar adalah laut (air garam) spesies, mulai dari zona pasang surut sampai kedalaman lebih dari 8.800 meter (5,5 mi). Sementara sebagian besar sekitar 5,000-10,000 dikenal spesies memakan bakteri dan partikel makanan lainnya di air, beberapa host photosynthesizing mikro-organisme sebagai endosymbionts dan aliansi ini sering menghasilkan lebih banyak makanan dan oksigen dari yang mereka konsumsi. Beberapa jenis spons yang hidup di lingkungan makanan miskin telah menjadi karnivora yang memangsa terutama pada krustasea kecil. [1] Sebagian besar spesies menggunakan reproduksi seksual, melepaskan sperma sel ke dalam air untuk membuahi ovum bahwa di beberapa spesies dilepaskan dan orang lain yang ditahan oleh "Ibu". Telur yang dibuahi membentuk larva yang berenang di lepas mencari tempat untuk menetap. Spons dikenal regenerasi dari fragmen yang putus, meskipun ini bekerja hanya jika potongan-potongan termasuk jenis yang tepat sel. Sebuah beberapa spesies berkembang biak dengan tunas. Ketika kondisi memburuk, misalnya sebagai drop suhu, banyak spesies air tawar dan laut yang menghasilkan beberapa gemmules, "kelangsungan hidup polong" sel terspesialisasi yang tetap terbengkalai sampai kondisi meningkatkan dan kemudian bentuk yang sama sekali baru atau spons recolonize kerangka orang tua mereka. Para mesohyl berfungsi sebagai endoskeleton dalam spons kebanyakan, dan merupakan kerangka hanya dalam spons lembut yang menatah permukaan keras seperti batu. Lebih umum, yang mesohyl yang kaku oleh spikula mineral, oleh serat spongin atau keduanya. Demosponges menggunakan spongin, dan dalam banyak spesies, silika spikula dan pada beberapa spesies, kalsium karbonat exoskeletons. Demosponges merupakan sekitar 90% dari seluruh spons diketahui spesies, termasuk semua yang air tawar, dan memiliki jangkauan terluas habitat. Berkapur spons, yang telah spikula kalsium karbonat dan, dalam beberapa spesies, kalsium karbonat exoskeletons, dibatasi untuk relatif dangkal perairan laut di mana produksi kalsium karbonat termudah. The spons kaca rapuh, dengan "perancah" dari spikula silika, dibatasi untuk daerah kutub dan kedalaman laut di mana pemangsa langka. Fosil dari semua jenis telah ditemukan di batuan tanggal dari 580 juta tahun yang lalu. Selain Archaeocyathids, yang fosil yang umum di batuan dari 530-490000000 tahun yang lalu, kini dianggap sebagai tipe spons. kerabat terdekat The sponge's bersel tunggal diperkirakan menjadi Choanoflagellatea, yang sangat menyerupai sel spons gunakan untuk drive sistem aliran air dan menangkap sebagian besar makanan mereka. Spons umumnya disepakati, juga, untuk tidak membentuk kelompok monofiletik, dengan kata lain melakukan tidak mencakup semua dan hanya keturunan yang umum nenek moyang, karena Eumetazoa (hewan yang lebih kompleks) adalah dianggap keturunan subkelompok dari spons. Namun yang pasti kelompok spons terdekat untuk Eumetazoa, baik sebagai spons gampingan dan subkelompok dari demosponges disebut Homoscleromorpha telah dinominasikan oleh para peneliti yang berbeda. Selain itu, sebuah studi pada tahun 2008 menyarankan hewan paling awal mungkin telah mirip dengan ubur-ubur sisir modern. Beberapa spesies demosponge yang telah sepenuhnya lembut kerangka berserat tanpa elemen keras telah digunakan oleh manusia selama ribuan tahun untuk beberapa tujuan, termasuk sebagai padding dan sebagai alat pembersih. Pada tahun 1950-an, walaupun, ini telah ditangkap berlebih begitu berat bahwa industri hampir runtuh, dan sebagian besar spons seperti bahan sekarang sintetis. Spons dan mikroskopis mereka endosymbionts kini sedang diteliti mungkin sumber obat untuk mengobati berbagai penyakit. Lumba-lumba telah diamati menggunakan spons sebagai alat saat mencari makan.
v  Reproduksi
Porifera melakukan reproduksi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule. Gemmule disebut juga tunas internal. Gemmule dihasilkan menjelang musim dingin di dalam tubuh Porifera yang hidup di air tawar. Secara seksual dengan cara peleburan sel sperma dengan sel ovum, pembuahan ini terjadi di luar tubuh porifera.
v  Peran Porifera dalam kehidupan
Beberapa jenis Porifera seperti Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi. Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi sebagai obat penyakit kanker dan penyakit lainnya.


1 komentar: